3 Pelajaran Entrepreneurship dari Kedai Kopi Luwak


Tahukah Anda di luar negeri kopi luwak telah memiliki basis konsumennya sendiri? Dengan harga 80 dollar secangkir, Anda bisa meneguknya di Funnel Mill, sebuah kedai kopi eksklusif di Santa Monica, California. Kopi ini menjadi kopi kegemaran kaum elit di sana.

Apa yang istimewa dari kedai kopi luwak ini jika kita meninjaunya dalam kacamata entrepreneurship? Berikut penjelasannya.

Pertama, suguhkan kisah yang unik. Dalam menjual produk, jangan cuma menjual saja! Di balik produk, berikan pula kisah yang menarik agar konsumen potensial tertarik membeli. Dengan kisah yang unik, produk yang sama bisa 'dikemas' menjadi lebih menarik. Kisah di balik kopi luwak yang diperoleh dengan cara yang tidak lazim sebagaimana biji kopi lainnya membuatnya sangat mahal dan karena ada kisah yang unik sebagai penjelasan atas harganya yang tinggi itu, konsumen bisa memahami dan makin tergoda mencobanya.Sebagaimana kita ketahui, kopi luwak diperoleh dari biji kopi yang terferementasi dalam saluran pencernaan hewan khas di Sumatra yang bernama luwak.

Kedua, mintalah konsumen apa yang Anda kehendaki dan berikan pada mereka. Saat sang pemilik kedai kopi ini diminta oleh para pengunjung setianya (yang kebanyakan para selebriti terkenal Hollywood) untuk tidak mengizinkan orang mengambil gambar mereka via smartphone, sang pemilik mendengarkan keluhan itu dan mengeluarkan larangan untuk memotret di dalam kedai kopinya. Begitu juga saat orang yang masuk ingin menikmati kopi sambil mengisi perangkat elektroniknya, mereka memberikan colokan listrik yang tersedia di dekat meja konsumen. Ia juga menyediakan biji kopi yang masih mentah karena ia tahu konsumen ada yang lebih memilih untuk memanggang biji kopi mereka sendiri di rumah. Ini semua karena konsumen memintanya , dan ia tidak segan untuk mengabulkan permintaan itu sepanjang berdampak positif pada jalannya bisnis. Jika konsumen puas dan merasa diperhatikan, kemungkinan mereka akan kembali dan setia akan lebih tinggi bukan? Bahkan untuk memberikan pengalaman menikmati kopi yang lebih baik dan berkesan, sang pemilik menyapa setiap tamu dengan nama mereka.

Ketiga, perhatikan detil. Tidak ada detil yang diabaikan di kedai kopi jetset ini. Dalam penyajian kopi, Funnel Mill tidak sembarangan menyuguhkannya seperti kedai kopi biasa. Mereka menyediakan dengan nampan perak dan sebuah bejana kaca yang tembus pandang untuk menampung kopi luwak yang mahal tersebut. Pihak Funnel Mill juga memiliki standarisasi dalam penyeduhan, dengan suhu air yang seragam diharapkan cita rasa kopi yang dihasilkan juga akan seragam. Tidak berubah-ubah meskipun orang yang menyajikan berbeda. Saat membawa ke meja konsumen, pegangan cangkir kopi juga dihadapkan searah dengan jarum jam pukul 4, sehingga memudahkan orang dalam mengambil cangkir dan meneguk kopi. Sang pemilik mengatakan dirinya terobsesi dengan detil dan ia menekankan setiap detil haruslah sama. Mengapa? Karena ia ingin memberikan pengalaman menikmati kopi yang konsisten bagi semua konsumen. Pengalaman yang tercipta dalam benak mereka haruslah setidaknya konsisten atau lebih baik dari waktu ke waktu. (Akhlis)

Comments