Andreas Susanto, Sukses Dulang Rupiah dari Pengolah Limbah

Kesuksesan seseorang bisa diraih dengan cara apapun. Bukan saja sukses dengan merintis pekerjaan atau usaha dari hal-hal yang dicari orang selama ini, namun juga bisa diraih dengan cara mengolah barang-barang atau limbah yang justru dibuang begitu saja, termasuk limbah mahluk hidup yang identik dengan kotor dan bau.

Justru dari situlah Andreas Susanto bisa meraih kesuksesan dalam menapaki dunia bisnis pengolahan limbah yang mungkin hanya dilirik sebagian kecil orang saja.

Jika di mata orang lain limbah alam dan manusia merupakan hal yang layak dibuang jauh-jauh, justru dalam benak Andreas, limbah alam dan manusia merupakan "modal" berharga yang bisa mendulang rupiah dalam jumlah yang tidak sedikit.

Ya, Andreas Susanto memang merupakan sedikit dari orang-orang yang peduli dengan keberadaan limbah buang yang terbuang sia-sia begitu saja, bahkan dianggap bisa menjadi racun mematikan.

Di dalam benak Andreas, limbah yang dihasilkan manusia dan alam bisa diolah sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan sebuah produk baru yang tidak sia-sia terbuang begitu saja.

Setidaknya ada beberapa jenis limbah yang saat ini dengan tekun digeluti pria kelahiran Purwokerto 17 Nopember 1958 silam yaitu limbah manusia, limbah pabrik, perkantoran, industri dan perumahan serta limbah kayu.

Baik limbah manusia yang dihasilkan melalui zat yang terbuang secara biologis, maupun limbah pabrik, industri, perkantoran dan perumahan, mampu diolah Andreas melalui sebuah mesin pengolahan rancangan sendiri sehingga tidak mencemari lingkungan dan mampu menjadi zat yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan umat manusia dan lingkungan.

"Pengolahan limbah jenis ini ada dua yaitu melalui alat bernama Bioceramic dan intalasi pengolahan air limbah (ipal) khusus. Mesinnya saya rancang sendiri meskipun ada beberapa bagiannya yang mengadopsi teknologi dari luar yaitu dari Jerman," ungkap Andreas memaparkan keberhasilannya dalam menciptakan mesin pengolahan limbah murah, praktis dan aman bagi lingkungan ini.

Alat bioceramic yang berfungsi seperti septictank, dirancang Andreas untuk mengolah kotoran yang terbuang secara biologis dari manusia untuk diolah sedemikian rupa sehingga tidak mencemari lingkungan.

Melalui mesin yang dirancangnya sendiri itu, bioceramic mampu mengolah zat buang manusia menjadi zat yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain.

"Zat buang dari manusia diolah dengan bioceramic sehingga menjadi aman dan tidak mencemari lingkungan, tidak mencemari air resapan tanah dan tentu saja membunuh bakteri E-Coli yang dihasilkan kotoran manusia. Alat ini memang dirancang untuk sistem water closset (WC) baru, seperti septictank, bagi warga yang menginginkan WC-nya menjadi aman, steril dan tidak mencemari lingkungan. Tapi bioceramic bukan septictank karena fungsinya berbeda. Jika Septictank hanya menyimpan saja, sedangkan bioceramic mengolah kotoran sehingga aman bagi lingkungan," ujar Andreas.

Menurut bapak tiga anak ini, hasil dari pengolahan bioceramic berupa air bisa dijadikan untuk penyiram tanaman dan aman bagi lingkungan karena sudah tidak memiliki kandungan zat beracun di dalamnya.

Hal serupa juga diterapkan ke dalam teknologi pengolah ipal yang dirancang olehnya. Melalui mesin pengolah ipal, limbah pabrik, industri, perkantoran dan perumahan bisa diolah menjadi bahan yang aman bagi lingkungan.

Sementara untuk limbah kayu, Andreas mampu merubah sebuah kayu yang tak terpakai atau pohon tumbang menjadi sebuah karya seni yang indah dan tak ternilai harganya.

Andreas kerap memanfaatkan sebuah pohon tumbang di jalan atau di tempat lain yang tak dipakai untuk kemudian dibeli dan diolah menjadi barang seni bernilai seperti ukiran pernak-pernik, hiasan ruangan, meja, kursi dan barang-barang lain yang bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari.

"Misalnya kalau ada pohon tumbang, ya saya beli aja, buat dijadikan barang bermanfaat bagi manusia," katanya. (as/tribunnews)

Comments