Layanan serba kilat, binatu koin banyak peminat

Usaha yang menawarkan jasa cuci pakaian atau binatu (laundry) dengan konsep kiloan semakin berkembang. Tak hanya di pusat-pusat kota, bisnis ini juga merangsek ke daerah-daerah. Nah, di tengah ketatnya persaingan, sejumlah pemain kini mengembangkan konsep baru di bisnis ini.

Yakni, bisnis binatu dengan menggunakan koin. Konsep binatu koin ini sedang diminati karena pemainnya juga masih sedikit. Salah satu pemainnya adalah Lusiana Kholifah di Jakarta.

Lusiana baru saja membuka usahanya pada Agustus 2014 lalu dengan nama Jaksa Clean Coin Laundry. Ia menilai, potensi binatu koin akan bagus ke depannya. Ide membuka usaha ini berasal dari pengalaman pribadinya.

Hobinya yang suka bepergian ke berbagai kota membuatnya sulit mendapatkan layanan binatu kilat, yang bisa selesai dalam waktu satu jam saja. "Dari situ kepikiran buat binatu koin," kata dia.

Lusiana bilang, di luar negeri binatu koin hal biasa. Sebaliknya binatu kiloan justru tidak ada. Jaksa Clean Coin ini terletak di Jalan Jaksa, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Ia sengaja memilih lokasi ini karena memang membidik kalangan turis.

Jalan Jaksa sendiri terkenal sebagai tempat kongkownya para turis. Namun, seiring berjalannya waktu, bukan hanya turis yang menggunakan jasanya. Banyak warga lokal Jakarta yang memakai jasa binatu ini.

Menurut Lusiana, animonya cukup besar karena binatu koin efisien waktu. Namun kekurangannya, binatu koin tidak melayani jasa setrika pakaian seperti halnya binatu kiloan. Kini, dalam sehari Jaksa Clean bisa menerima 25 pengunjung.

Sekali cuci menghabiskan dua koin dengan kapasitas cuci 6 kilogram (kg) selama 25 menit. Untuk mengeringkan tambah satu koin lagi selama 25 menit. Satu koinnya dibanderol seharga Rp 15.000.

Lusiana bilang dalam sehari, Jaksa Clean menghabiskan 50 koin. Ke depan ia menargetkan bisa habis 100 koin per hari. Dalam sebulan ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 20 juta.

Adapun modal awal merintis usaha Rp 300 juta. Biaya itu habis buat membeli lima buah mesin cuci. Untuk sewa tempat, ia merogoh kocek lagi. "Satu unit mesin cuci koin harganya Rp 50 juta–Rp 70 juta," jelasnya.

Pemain lain di bisnis ini Angga Dwi Prayoga pemilik Drelondre. Drelondre awalnya binatu kiloan. Namun sejak Februari 2014, ia membuka binatu koin. Kini gerai Drelondre sudah ada dua di Jakarta dan Surabaya.

Angga menyasar membidik penghuni apartemen sebagai target konsumennya. Nilai investasi yang membuka bisnis ini hampir Rp 90 juta dengan tiga mesin cuci dan tiga mesin pengering.

Beda dengan Lusiana, mesin cuci Yoga adalah mesin cuci biasa yang dipasangi mesin coin acceptor buatannya sendiri.  "Satu mesin cuci koin dari Amerika itu harganya Rp 50 juta. Makanya saya akali mesin cuci biasa yang dimodifikasi," katanya.      

Comments

  1. Mau buat mesin laundry ?... YUK kupas habis rahasia pembuatan mesin laundry koin dan mesin laundry hotel, rumahsakit, industri agribusiness. Sangat bermanfaat untuk memulai membuat mesin laundry sesuai kebutuhan baik pakaian, makanan, buah buahan dan hasil agribusiness dengan harga terjangkau. Disertai video dan gambar tahap pembuatan dari mekanik elektrik dan kontrol instrumen.

    ReplyDelete

Post a Comment