Peluang Usaha Keripik Organik

Hidup sehat sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Banyak yang sudah menyadari pentingnya berolahraga sekaligus menjaga asupan makanan. Nah, kesadaran akan cemilan sehat itu membuka peluang usaha bagi mereka yang jeli.

Dengan alasan menjaga kesehatan, banyak orang yang kini memilih untuk mengonsumsi makanan organik. Variasi organik kini ada nyaris di setiap produk pangan, termasuk makanan ringan, seperti keripik.

Angka pasti tentang seberapa besar pasar keripik memang tidak tersedia. Yang bisa menjadi patokan tentang potensi permintaan terhadap keripik adalah popularitas produk itu. Penganan yang renyah itu dikenal nyaris di setiap provinsi. Memang, masing-masing daerah punya variasi bahan dan rasa keripiknya.

Setelah pemahaman tentang hidup sehat meluas, pasar keripik organik pun muncul. Satu pebisnis yang sudah menjajal usaha pembuatan keripik organik adalah H. Basuki, pemilik CV Cita Mandiri di Batu, Malang, Jawa Timur.

Yang dimaksud dengan keripik organik di sini adalah keripik yang dibuat dari hasil budidaya tanpa bahan kimia. Jadi, bahan baku keripik, seperti kentang, talas, atau aneka buah lainnya, dibudidayakan tanpa pupuk kimia dan pestisida. Kriteria lain untuk keripik organik adalah tidak menggunakan monosodium glutamat (MSG) dan bahan pengawet buatan.

Merujuk ke pengalamannya yang membuat keripik organik sejak tahun lalu, Basuki memperkirakan pasar produk pangan ini masih akan terus tumbuh. Setelah setahun memproduksi, Basuki kini menikmati omzet keripik organik senilai Rp 30 juta per bulan.

Daya tarik lain usaha keripik organik adalah jumlah pemainnya yang belum banyak. Di Jawa Timur, Basuki memperkirakan baru ada tiga produsen. "Itu pun masih dalam skala kecil," ujar dia.

Kendati harga keripik organik lebih mahal daripada keripik biasa, namun margin usahanya memang tak berbeda jauh. "Margin antara keripik biasa dengan keripik organik tidak jauh berbeda, sekitar 30%," tutur Basuki yang juga memproduksi keripik biasa sejak tahun 1997. Nilai total omzet usaha pembuatan keripik Basuki kini Rp 135 juta per bulan.

Cita Mandiri memasang banderol harga lebih tinggi untuk tiga varian keripik organiknya, yaitu keripik kentang, keripik apel, dan stik talas, dibandingkan dengan keripik biasa.

Perbandingan saja, keripik kentang super original dihargai Rp 120.000 per kg. Sedang keripik kentang super organik harganya Rp 160.000 per kg. Stik talas organik dijual seharga Rp 90.000 per kg. Keripik apel organik dijual paling tinggi yakni Rp 210.000 per kg. "Saat ini yang paling laku keripik kentang organik," imbuh Basuki.

Penyebab margin keripik organik tidak lebih tinggi, kendati memiliki banderol harga lebih mahal daripada keripik biasa, adalah biaya bahan bakunya yang lebih tinggi.


Amankan bahan baku

Bisa dimaklumi bila harga bahan baku lebih tinggi, lantaran saat ini produksi tanaman organik  masih terbatas. Tidak banyak petani yang mau menggarap budidaya secara organik karena proses budidaya bertani tanpa pupuk kimia dan bahan kimia lebih panjang daripada bercocok tanam konvensional.

Cara bertanam kentang secara organik dimulai dengan memulihkan lahan yang akan digunakan. Menurut Basuki, untuk menyiapkan lahan agar menjadi tempat budidaya organik,
petani harus mengubah komposisi pupuk yang digunakan dalam lima tahap.

Pada tahap pertama, komposisi pupuk yang digunakan adalah 80% pupuk kimia dan 20% pupuk organik. Secara bertahap komposisi pupuk kimia dikurangi dan pupuk organik ditambah. Sampai akhirnya, komposisi pupuk yang digunakan adalah 20% pupuk kimia dan 80% pupuk organik. Setelah mencapai komposisi pupuk seperti itu, baru lahan siap untuk bertanam secara organik.

Selain perlu persiapan ekstra, masa tanam kentang organik juga lebih lama dibandingkan kentang biasa yang bisa dipanen antara 90 hari hingga 120 hari setelah ditanam.

Di saat pasokan bahan baku terbatas, jelas mengamankan ketersediaan stok inventory merupakan kunci sukses berbisnis. Nah, jurus yang paling mudah, namun membutuhkan biaya besar, adalah masuk ke budidaya organik.

Cuma, untuk mereka yang punya keterbatasan modal, strategi semacam ini mungkin sulit dilaksanakan. Basuki termasuk yang memilih jalan yang membutuhkan modal lebih ringan. Dengan mengandalkan pengalamannya sebagai pembuat keripik, Basuki berupaya mengamankan pasokan bahan baku melalui kerjasama dengan para petani organik.

Ia menggunakan pola beli putus dari petani yang menjadi mitra usahanya. Sistem ini ada untung dan ruginya. Keuntungannya, modal yang harus disediakan Basuki terbilang rendah. Ia hanya butuh dana Rp 750.000 untuk belanja bahan baku.

Ia tidak lagi melakukan investasi mesin karena memanfaatkan alat yang sudah ada. Dengan modal mini, Basuki pun menikmati titik impas untuk usaha keripik organiknya dalam waktu tiga bulan.

Sisi minus dari model usaha yang dipilih Basuki: proses produksi bisa tersendat. Maklumlah, tidak banyak petani yang mau melakukan budidaya organik karena menganggap cara itu tidak praktis. Akibatnya, ketersediaan bahan baku keripik organik mengalami pasang surut. "Bahan baku belum rutin tersedia," jelas Basuki.


Produksi empat hari

Proses produksi keripik organik setali tiga uang dengan keripik biasa. Apabila cuaca tidak mendung atau hujan, satu siklus produksi berlangsung selama empat hari. Tahapan produksi dimulai dari pengupasan bahan baku. Setelah itu, pemotongan, perendaman, dan pengeringan. Berikutnya, adalah penggorengan. Terakhir, pengemasan.

Daya tahan keripik kentang organik mencapai 6 bulan dengan kemasan plastik. "Jika menggunakan kemasan berbahan khusus, bisa tahan lebih lama lagi," imbuh dia.

Nah untuk membangun jaringan pemasaran, jurus pemasaran online maupun offline bisa ditempuh. Untuk berpromosi di dunia maya, Anda bisa membangun website atau memanfaatkan berbagai situs sosial media.

Untuk pemasaran konvensional, Anda bisa membangun jaringan dengan merekrut reseller. Cita Mandiri memasang persyaratan yang terbilang mudah untuk mereka yang berminat menjadi reseller. Cukup belanja pertama kali senilai minimal Rp 2,5 juta. Pembelanjaan berikutnya, tidak ada lagi batas minimal pembelanjaan. Para reseller mendapatkan potongan harga sebesar 30%.

Tertarik menjadi juragan keripik organik?

Editor: Tri Adi

Comments