Jumlah Wirausaha di Indonesia Belum Mampu Dukung Pembangunan Ekonomi

Proporsi wiraswasta Indonesia baru sekitar 0,24% dari populasi penduduk atau hanya sekitar 500 ribu orang masih sangat kurang untuk mendukung akselerasi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan wiraswasta sebesar 2% atau sekitar 4,8 juta wiraswasta dari total populasi penduduk Indonesia.

Sebagai perbandingkan, jumlah wiraswasta di Amerika Serikat sudah mencapai 12% dari total jumlah penduduknya, Singapura 7%, China dan Jepang 10%, India 7% dan Malaysia 3%. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang CSR, Suryani Motik.

"Wiraswasta di negara kita belum mencapai 1%, padahal peningkatan rasio jumlah wiraswasta terhadap jumlah populasi Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing untuk berkompetisi dengan negara lain," kata Suryani di Jakarta.

Namun Suryani menyatakan, optimisme dan upaya untuk mewujudkan wiraswasta baru memerlukan sinergi dan kerja sama yang baik di antara stakeholders terkait.

"Beberapa program CSR yang berbasis kewiraswastaan sudah ada yang berjalan dengan baik, misalnya kerjasama perusahaan perbankan dengan calon wiraswasta baru atau perusahaan besar dengan UKM binaan. Model seperti ini bisa terus dikembangkan," tandasnya.

Peran perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menumbuh kembangkan wiraswasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di perusahaan dinilai sangat penting bagi peningkatan kuantitas dan kualitas wiraswasta.

Suryani mengatakan melalui program CSR, perusahaan secara nyata dapat mendorong penciptaan wiraswasta secara berkesinambungan di samping mendorong keberlanjutan bisnis dari perusahaan itu sendiri.

"Untuk menumbuhkan wiraswasta baru perlu mulai diterapkan strategi yang menyeluruh yang mengikat. Hal ini terkait dengan pendidikan, pengalaman terjun langsung, dukungan dari masyarakat serta peran dari perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan wiraswasta," ujar Suryani. (bn)

Comments