Sentra Perkakas Rumah Tangga Menjadi pusat kulakan pabrikan roti

Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki banyak sentra perekonomian rakyat. Salah satunya: sentra produksi perkakas rumah tangga di Jalan Barito Raya, Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur.

Seluruh perkakas terbuat dari bahan kaleng. Makanya, jangan terkejut bila memasuki daerah ini Anda akan disambut dengan suara bising nan memekakkan telinga. Lantaran sudah kesohor sebagai sentra perkakas, tempat ini mendapat julukan Kampung Perkalengan. Ada banyak perkakas yang dihasilkan di sini.

Di antaranya dandang, oven, loyang kue, kompor sumbu, tong sampah, tong tahu, cerek, mesin pengering ikan. Selain itu, ada juga peralatan non masak seperti cerobong asap dan kotak surat yang biasa diletakkan di depan rumah.

Sentra perkakas di kampung ini menempati sepanjang Jalan Barito. Setiap pengusaha punya tempat berjualan di bagian depan maupun belakang rumah produksi. Total lebih dari 30 unit usaha di kampung ini.

Suasananya ramai dengan aktivitas transaksi. Mobil pengangkut barang juga hilir mudik di kampung ini. Suparno (46), salah satu pengrajin perkakas di bawah bendera CV Abadi Naga Dunia bilang, sentra ini sudah berdiri sejak 1960-an.

Suparno sendiri meneruskan usaha orangtuanya. Ia resmi memulai usaha ini di tahun 1980 dengan tambahan modal Rp 2 juta. Dengan dibantu lima karyawan, Suparno memproduksi tong tahu, dandang, cerek, panci, dan oven. Tong tahu biasanya digunakan penjual bakso, batagor, atau siomay.

Konsumennya  bukan hanya dari Semarang. Tapi juga kota-kota lain di Jawa Tengah, seperti Kebumen, Kendal, Purwodadi, hingga Jawa Timur. Dalam sehari, setiap satu orang karyawannya bisa membuat dua produk ukuran kecil. Sedangkan produk ukuran besar, seperti oven atau tong tahu, paling hanya bisa menghasilkan satu produk dalam sehari.

Ada pun total kapasitas produksinya dalam sehari sekitar 10 sampai 15 produk.Harga produknya dibanderol mulai Rp 40.000–Rp 3 juta per buah. Yang paling murah adalah cerek atau teko dan dandang ukuran kecil. Sementara paling mahal oven ukuran besar yang biasanya digunakan oleh pabrik roti.

Suparno mengaku, penjualan dalam sebulan tidak menentu. Kadang dalam sehari bisa terjual lima produk ukuran kecil. Sementara produk ukuran besar seperti oven, paling terjual dua sampai tiga buah dalam sebulan. Dari usahanya ini, ia menghasilkan omzet Rp 15 juta per bulan.

Pengrajin lainnya adalah Eko Jaeman (39) yang sudah menekuni usaha ini sejak 1992. Eko lebih suka menjual produknya dalam partai besar. Saat KONTAN berkunjung, ia sedang memenuhi pesanan 10 oven besar untuk pabrik roti.

Ia dan tiga karyawannya fokus membuat oven dan loyang saja. "Sebagian besar pelanggan kami pabrik roti," ujarnya. Untuk produk eceran, ia membuat dandang atau tong. Produk oven bikinannya dibanderol Rp 2,5 juta. Sedangkan loyang dihargai Rp 20.000–Rp 50.000 per buah. Dalam sebulan, Eko bisa mengantongi omzet hingga Rp 35 juta.  

Editor: Havid Vebri

Comments