Startup Medium.com Usung Konsep Jurnalisme Sosial

Apa yang terjadi saat dua pendiri Twitter sudah bosan dengan platform mikroblogging yang hanya memungkinkan 140 karakter untuk menuliskan gagasan? Dua pendiri Twitter Evan Williams dan Biz Stone bergabung Agustus 2012 untuk membuat Medium.com, sebuah platform blogging baru untuk mempublikasikan tulisan dalam bentuk yang lebih panjang.

Meski sempat diragukan pada awalnya, Medium berhasil berkembang menjadi sebuah kombinasi unik yang membuatnya berbeda dari layanan blogging yang sudah ada seperti Blogger.com milik Google, Wordpress buatan Matt Mullenweg dan Automattic-nya, TypePad, dan sebagainya. Medium menggabungkan gagasan kontributor-kontributor amatir dan profesional. Mereka menyebutnya sebagai jurnalisme sosial.

Konsep jurnalisme sosial merujuk pada model gabungan dari konten yang dihasilkan oleh para wartawan profesional, kontributor yang berbayar dan tidak berbayar serta tentunya audiens/ pembaca. Demikian definisi "social journalism" yang dikemukakan oleh Ed Sussman di Pando.com.

Williams dan Stone memutuskan untuk membuat sebuah platform untuk blogging dari nol. Berkat pengalaman teknis mereka di dunia teknologi, Medium pun lahir untuk mendorong para pengguna layanan mikroblogging untuk menuangkan pemikiran mereka di ruang yang lebih lapang sembari tetap bisa mendapatkan respon secara interaktif.

Williams membuat Medium dengan ambisi untuk meningkatkan kualitas konten yang ada di Internet. Hingga bulan April 2013, Williams melaporkan startupnya sudah mempekerjakan 30 staf penuh waktu di Medium.com.

Sebagai sebuah startup yang unik dan ingin memberikan suasana baru di dunia blogging, ia juga memperkenalkan posisi yang tidak pernah dikenal sebelumnya, seperti "storyteller" (pendongeng).

Karena kebaruannya itu, Medium masih membuat sejumlah kalangan bingung.Alex Dallenberg bertanya bagaimana Medium menghasilkan uang untuk bisa bertahan dan berkembang. Menjawab keraguan para jurnalis dan penulis ini, Williams mengatakan bahwa rencana bisnisnya bersifat "in flux" atau terus berkembang.

Dalam proses membangun Medium, Williams mengakui ada banyak tantangan. Hingga Agustus 2013, ia masih harus berjuang keras membesarkan layanannya. Ia ingin memberikan platform blogging yang lebih mudah bagi semua orang. "Kami ingin mencoba memudahkan orang yang memiliki hal-hal mendalam untuk disampaikan."

Medium dirancang untuk menyediakan antarmuka pengguna yang lebih intuitif dari platform blogging lainnya. Di samping itu, berbagai pilihan format juga ditawarkan dalam penyajian ide ke pembaca.

Berkaca dari pengalamannya di Blogger.com, Williams mengelompokkan konten bukan berdasarkan penulisnya tetapi berdasarkan pada topik bahasan. Untuk aspek-aspek lain, Medium sama saja dengan Twitter, Digg, Reddit dan Tumblr.(Pando/Upstart/Wiki/Akhlis)

Comments