Kiat Sukses Hadapi Persaingan Bisnis Keluarga Yang Kian Sengit


Salah satu hal yang menunjang pertumbuhan ekonomi dari suatu negara adalah tingginya tingkat bisnis yang dibangun lewat keluarga. Tingkat pertumbuhan bisnis keluarga rupanya cukup mengejutkan di berbagai negara, khususnya Indonesia . Pertumbuhan bisnis keluarga di Indonesia berkembang sangat pesat, bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan di dunia. Namun tantangannya juga linier dengan menjamurnya bisnis sektor tersebut.

Jika ingin sukses, bisnis keluarga harus melakukan tiga hal, yakni beradaptasi dengan lebih cepat, berinovasi lebih awal, dan semakin profesional dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Hal tersebut merupakan sebagian dari temuan survei terbaru Prince Waterhouse Coopers (PwC) yang berjudul Up Close and Professional: the Family Factor. Survei ini dilakukan terhadap 2.378 pelaku bisnis keluarga di lebih dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Temuan yang paling menyita perhatian dalam survei tahun ini adalah meningkatnya urgensi untuk membuat bisnis lebih profesional.

Profesionalisme bisnis menjadi kekhawatiran utama perusahaan keluarga, disebabkan oleh makin ketatnya tekanan persaingan, meningkatnya biaya, dan faktor megatren global. Masalah ini belum menjadi perhatian di 2012, namun di tahun ini, 40 persen responden sepakat bahwa membuat bisnis lebih professional akan menjadi tantangan utama selama lima tahun ke depan.

Hal ini harus dibarengi dengan upaya yang kuat, salah satunya untuk merekrut tenaga professional dari luar keluarga sekaligus membangun profesionalisme keluarga.

Partner PwC Indonesia untuk Entrepreneurial & Private Clients DwiDaryoto mengatakan, kebanyakan pelaku bisnis keluarga di Indonesia lebih memperhatikan tingginya kompetisi bisnis sebagai tantangan. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain yang menganggap keadaan ekonomi di negara mereka sebagai tantangan.

"Dengan persaingan yang ketat ini, bisnis keluarga di Indonesia harus beradaptasi dengan lebih cepat, berinovasi lebih awal dan semakin profesional dalam menjalankan kegiatan operasional jika ingin tetap sukses," ujar dia dalam keterangan tertulisnya.

Permasalahan utama yang dihadapi bisnis keluarga di Indonesia selain makin ketatnya persaingan, yakni kebijakan atau regulasi pemerintah. Sedangkan secara internal, permasalahan utama adalah mengenai perekrutan karyawan, yaitu bagaimana menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.

Survei bisnis keluarga PwC tahun 2014 membahas bisnis keluarga dengan omzet penjualan lebih dari USD5 juta sampai lebih dari USD1 miliar di lebih dari 40 negara.(vaa)

Comments