Krenyes-krenyes peluang Crepes Es Krimku

Krenyes-krenyes peluang Crepes Es Krimku

Bisnis camilan martabak tipis alias crepes belum juga surut. Makanan khas Eropa yang biasa disebut leker ini kini menjamur di banyak daerah. Di tengah ketatnya persaingan, tak sedikit dari mereka berinovasi produk.

Seperti dilakukan Fina Home Industri yang mengusung brand Crepes Es Krimku. Seperti namanya, Crepes Es Krimku menawarkan crepes dingin, bukan crepes renyah dan hangat seperti banyak ditemukan di pasar. "Kebanyakan crepes hanya ada rasa cokelat, kacang, atau keju.

Sedangkan crepes kami menggunakan es krim dan punya banyak toping buah-buahan," kata Anna Sophia, karyawan Fina Home Industri. Saat ini sudah ada tiga gerai Crepes Es Krimku. Perinciannya dua milik mitra dan satu milik sendiri. "Kami targetkan bisa menambah 10 mitra tahun depan," ujarnya.

Usaha yang baru berdiri tahun 2014 ini menyajikan tiga varian crepes es krim, dengan toping buah nanago (pisang-mangga), strawbana ( stroberi-pisang), dan mangoberry (mangga-stroberi). Dua varian tambahan lainnya terdiri dari crepes rendang daging dan rendang ayam.

Dalam kemitraan ini, Crepes Es Krimku menawarkan paket investasi senilai Rp 15 juta. Paket itu  meliputi peralatan, panduan pelatihan, booth, adonan tepung crepes 1 kilogram, tepung es krim, rendang, dan susu kental manis.

Selain biaya tersebut, mitra juga dikenakan biaya waralaba atau franchise sebesar Rp 3 juta yang berlaku selamanya. "Mitra tinggal mencari lokasi usaha dan karyawan," ujarnya. Untuk menjaga standar produk, mitra wajib membeli bahan baku dari pusat.

Anan menjamin, bahan baku  tepung es krim dan bumbu rendang dapat bertahan dua bulan bila disimpan di dalam mesin pendingin (freezer). Harga bahan baku ini sekitar Rp 6.000 per porsi. Mitra disarankan menjual ke konsumen seharga Rp 10.000 per porsi.

Dalam sehari, mitra ditargetkan bisa menjual minimal 30 porsi–50 porsi. Dengan penjualan sebanyak itu, mitra diperkirakan bisa mengantongi omzet mulai Rp 7,5 juta–Rp 12,5 juta dalam sebulan.

Setelah dikurangi biaya operasional, prediksi laba berkisar 25%–30% dari omzet. Dengan demikian, perkiraan balik modal antara empat bulan sampai dengan delapan bulan.         

Editor: Havid Vebri


Baca di Sumber...

Comments