Demi duit, menjangkau hingga sudut tersulit

 

Demi duit, menjangkau hingga sudut tersulit

Apakah Anda pernah melihat orang bergelantungan di gedung-gedung bertingkat? Terikat oleh tali-temali layaknya seorang pemanjat tebing, mereka tidak sedang berlatih memanjat gedung, melainkan membersihkan bagian luar bangunan.

Maklum, bentuk bangunan makin beragam. Kalau dulu, gedung bertingkat hanya berwujud kotak dan simetris, kini banyak arsitek merancang gedung dengan bentuk tak beraturan (asimetris), dengan banyak lekukan atau lengkungan, supaya terlihat lebih atraktif.

Perkembangan desain seperti ini menuntut metode baru dalam proses pembersihan kulit luar gedung. Sebab, bentuk-bentuk unik itu memunculkan lokasi-lokasi yang sulit dijangkau dengan metode lama, yang menggunakan gondola maupun mobil tangga. Padahal, proses pembersihan kulit luar gedung menjadi salah satu rutinitas yang harus dilakukan dalam perawatan bangunan.

Metode baru ini sering disebut dengan istilah rope acces cleaning service atau jasa pembersihan akses tali. Dalam tiga tahun terakhir, rope acces menjadi cara baru dalam proses pembersihan gedung. Maklum, selain bisa membersihkan sudut-sudut yang sulit dijangkau, metode ini dipilih karena dianggap lebih ramah lingkungan. Tak seperti gondola, akses tali tak membutuhkan pasokan listrik. Waktu pengerjaan juga bisa lebih cepat karena tak harus mempersiapkan instalasi.

Jamalallulail adalah salah satu pemain yang mengembangkan akses tali untuk proses pembersihan fasad gedung. Pemilik Skyrope ini memulai usahanya sejak 2012. Namun, bukan hanya keperluan cleaning, Skyrope juga menawarkan jasa perawatan gedung, instalasi gedung dan berbagai pekerjaan di ketinggian.

Jamal bilang, order lebih banyak untuk pembersihan gedung. "Karena faktor cuaca sangat mempengaruhi tingkat kekotoran gedung. Sekitar 80% order adalah cleaning," kata Jamal, yang aktif di kegiatan pecinta alam semasa kuliah.

Untuk pembersihan gedung, dia membatasi order minimal seluas 1.000 m2. Patokan harga tak hanya berdasarkan luas saja, namun juga tergantung dari tingkat kesulitan dan tingkat kekotoran. Misal, luas gedung 8.000 m2, banderol biaya pembersihan Rp 170 juta–Rp 200 juta. Pembersihan ini bisa dikerjakan 10 orang dalam waktu 20 hari.  

Selain gedung bertingkat, Jamal juga menawarkan jasa pembersihan fasad ruko. Dia menyediakan paket mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta, tergantung dari ukuran ruko. Order ini biasanya dikerjakan oleh 2–3 orang dalam waktu sehari.

Dalam sebulan, Jamal bisa menerima tiga hingga enam order pembersihan gedung. Sementara untuk ruko, dia bisa mengerjakan pembersihan 15 ruko saban bulan.

Omzet yang bisa dikantongi berkisar Rp 70 juta – Rp 150 juta. Namun, perolehan omzet ini tergantung dari bulan. "Biasanya, di kuartal ketiga, omzet meningkat karena banyak perusahaan menganggarkan pembersihan gedung pada bulan-bulan menjelang akhir tahun," kata pria 30 tahun ini. Dari bisnis ini, Jamal bilang, bisa menangkap margin berkisar antara 30%–40%.   

Pemain lainnya yang bergerak pada bidang rope acces cleaning service ini adalah Ario Rizkiano, dengan mengusung brand Super Resik. Namun, tak seperti Jamal yang hanya menawarkan jasa akses tali untuk pekerjaan pembersihan gedung, bagi Ario, akses tali merupakan salah satu metode yang dipakai dalam proses pembersihan gedung (general cleaning). Alhasil, selain rope acces, dia melengkapi jasanya dengan pemakaian gondola dan mobil tangga.

Bahkan, adakalanya, Super Resik memakai ketiga metode itu untuk pembersihan sebuah gedung. "Tapi, kami selalu melihat kondisi di lapangan juga untuk memilih metode yang digunakan," kata Ario. Misalnya, gedung tak memiliki instalasi untuk gondola, dia juga memakai metode akses tali.  

Ario menuturkan, proses pembersihan gedung ini menjadi rutinitas yang dilakukan oleh pengelola gedung. Lazimnya, pembersihan gedung dilakukan setiap enam bulan. "Biasanya, gedung-gedung yang dikelola oleh building management yang rutin mengirim order ke kami," kata pria 32 tahun ini.

Selain gedung, Super Resik juga menerima order pembersihan rumah tinggal. Rumah tinggal yang membutuhkan jasa pembersihan ini, umumnya, seluas minimal 300 m2. "Mereka memakai jasa pembersihan setelah renovasi atau pembangunan," kata Ario.

Untuk jasa ini, Ario mengutip biaya mulai Rp 35.000–Rp 45.000 per m2. Itu untuk pembersihan dengan tingkat kesulitan dan kekotoran yang standar. Biaya pembersihan gedung ini tergantung dari ketinggian gedung, tingkat kesulitan, baik untuk menjangkau lokasi maupun kerusakan atau kekotoran kulit luar. Selain itu, harga ditentukan oleh material yang melapisi kulit luar gedung, seperti kaca, aluminium composite panel (ACP) atau keramik.

Dalam bisnis pembersihan ini, Ario menawarkan layanan survei gratis. Setiap bulan, Super Resik bisa menerima 3–5 pekerjaan pembersihan gedung dan 10–15 pembersihan rumah. Ario bilang, keuntungan bisnis ini bisa mencapai 40%.

Peluang yang bisa digali dari usaha rope acces ini cukup lebar. Lihat saja, makin banyak bangunan tingkat tinggi bermunculan. Bukan saja gedung perkantoran, tapi juga hotel dan apartemen. Ario pun menerima order dari tempat-tempat pameran.

Seperti Jamal, jasa akses tali bukan hanya terbatas untuk pekerjaan pembersihan, dapat pula dipakai untuk spesialisasi pekerjaan tertentu. Ambil contoh, pengecatan, penambalan gedung, mekanikal, elektrikal, dan perawatan menara.  

Apakah Anda tertarik mencoba bisnis ini?


Standar kompeten


Jika ingin terjun ke bisnis ini, Jamal mengingatkan supaya pemain memiliki kualifikasi dan standardisasi yang baik. "Para teknisi atau pemanjat gedung harus sudah mengantongi lisensi dari Depnaker untuk pekerjaan di ketinggian dengan akses tali dan punya kompetensi sesuai dengan bidang servisnya," jelas Jamal.

Dus, selain harus menguasai sistem akses tali, mereka juga punya spesialisasi masing-masing. Misal, untuk pembersihan, pengecatan, dan lainnya.

Urusan izin ini juga menjadi perhatian Ario. Para pekerja  atau teknisi harus mengantongi sertifikat dari Assosiation Rope Access Indonesia (ARAI) dan sertifikat dari APKLINDO. "Jadi, jangan hanya bisa naik, tapi tak paham dengan ilmu cleaning," kata Ario.

Soal modal, bisnis yang berkaitan dengan sistem akses tali ini bisa dimulai dengan modal yang tak besar. Tiga tahun lalu, Jamal mengawali usahanya dengan modal berkisar Rp 50 juta. Dana itu, ia gunakan untuk membeli peralatan kerja dan kebutuhan kantor.

Jamal bilang, harga berbagai alat kerja cukup mahal. Harga satu set perlengkapan untuk satu teknisi bisa mencapai Rp 25 juta. Jamal sendiri memakai perlengkapan dari brand keluaran Prancis dan Italia yang memiliki standar tinggi.

Sebab, standardisasi alat juga penting dalam bisnis ini. "Ini pekerjaan berisiko tinggi. Kurangnya kontrol terhadap alat sangat berpengaruh, potensi untuk kecelakaan lebih tinggi," ujar dia.

Sementara, Ario mengawali bisnisnya lima tahun silam dengan modal Rp 100 juta. Dana itu dipakainya untuk membuat website dan pembelian peralatan untuk akses tali dan pekerjaan pembersihan, termasuk untuk mengurus sertifikasi enam orang yang masuk ke tim kerjanya. Ongkos sertifikasi ini berkisar Rp 2 juta per orang.

Namun, seperti Ario bilang, dalam bisnis jasa pembersihan akses tali ini, pengetahuan akan seluk-beluk pekerjaan pembersihan juga penting. "Sebaiknya, pelaku usaha memperdalam ilmu soal cleaning, mulai dari material yang dibersihkan hingga bahan-bahan pembersih," terang dia.

Jika sistem akses tali terkait dengan pekerjaan pembersihan, ada baiknya memulai bisnis ini dengan menerima order dari rumah tinggal. "Sebab, mereka ini lebih rewel, jadi kita bisa lebih mengasah pengalaman sebelum terjun ke bidang yang lebih besar," kata Ario.

Soal bahan kimia yang akan dipakai untuk proses pembersihan juga harus dipelajari. Sebab, dari pengalaman Ario, bahan kimia pembersih itu akan menjadi pembeda kualitas pekerjaan perusahaan Anda dan lainnya. "Dan, itu butuh eksperimen dan evaluasi yang memakan waktu cukup lama," kata Ario.

Maklum, tingkat kerusakan atau kotor pada suatu bangunan bisa dikategorikan dari umur bangunan tersebut, yakni standard untuk bangunan kurang dari tiga tahun, middle untuk bangunan antara tiga hingga lima tahun, dan high untuk bangunan lebih dari lima tahun. "Jika sudah lima tahun, seringkali timbul jamur di kaca karena kualitas coating mulai lemah sehingga air bisa masuk ke sela-sela coating yang rusak," kata Ario.

Metode pembersihan yang dilakukan pada umumnya sama. Anda pun bisa mempelajarinya dari berbagai tutorial di dunia maya atau belajar pada pelaku usaha yang sudah berpengalaman.

Soal tenaga kerja, Anda sebaiknya memiliki tim inti untuk pekerjaan ini. Namun, bukan perkara mudah untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda masuk ke jaringan komunitas pecinta alam. Atau bisa juga, Anda memberi pelatihan untuk tenaga kerja yang tertarik bergabung dengan Anda.

Siapkah Anda? Selamat mencoba!   

Editor: Tri Adi.


Sumber: View article...

Comments